Euphoria Setaun Menari #2 HIMASETA FBS UNY 2018

Spirit untuk mengembangkan seni budaya Indonesia secara nyata sangat terasa sekali di kalangan Mahasiswa UNY. Hal ini terlihat dalam acara Seta’un Menari #2 yang merupakan sebuah pagelaran seni tari akhir tahun yang diadakan oleh HIMA Pendidikan Seni Tari (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta sebagai tanda akhir kepengurusan tahun 2018.Acara ini diselenggarakan di Pendopo Tedjokusumo Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 29 Desember 2018 mulai pukul 19.00 wib sampai 23.00 wib yang pada tahun ini mengangkat tema “Rinonce Rasa, Ambangun Karya, Kangge Mujudke Karya”.Pada Seta’un Menari #2 peserta yang tampil tidak hanya dari kalangan FBS Universitas Negeri Yogyakarta saja, tetapi juga dari peserta dari luar seperti dari ISI Yogyakarta dan ISI Surakarta yang ikut meramaikan acara ini.Kemasan pertunjukannya pun dibuat variatip yang menampilkan mulai dari tari klasik, tari tradisi sampai tari kreasi baru yang semua tariannya berpijak pada ragam-ragam gerak tari Nusantara yang ada di Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke.

Sebagi acara pembuka dari Angkatan 2016 dengan koreografer Hakiki Darojat Saputra yang dilanjutkan dengan Tari Lawung Jajar yang merupakan kolaborasi Dosen, Mahasiswa, Almuni Mahasiswa Pendidikan Seni Tari,dan Mahasiswa Pascasarjana UNY dengan Dosen Pembimbing Dr. Kuswarsantyo M.Hum.Selanjutnya acara dilanjutkan dengan tampilnya HIMASWARISKA (Himpunan Mahasiswa Tari ISI Surakarta) dengan judul “ABOTE DADI LENGGER”, koreografer Dwi Pamungkas Sugiarto, sebuah tarian asal Banyumasan yang terkenal dengan keberadaan Lengger Lanangnya dengan kehidupan para lenggernya yang penuh dengan lika-liku.Dilanjutkan dengan Pacul Gowang dari angkatan 2017 dengan koreografer Drs. Wien Pudjie Priyanto M.Pd oleh Republik Ngapak yang disusul dengan Pasar Ting, karya Bima Satrya Wardana yang membuat suasana tambah heboh. Tarian ini diikutkan Peksimida dan sepertinya Bima Satrya Wardana sudah mempunyai fans tersendiri di UNY. Tari Srigayong oleh angkatan 2015 yang dilanjutkan kolaborasi para Dosen FBS UNY yang menampilkan nyanyi spontanitas. Walaupun mereka para Dosen tari, tapi spirit bapak ibu ini ketika menyanyi boleh juga. Suasana di Pendopo Tedjakusumo tambah hangat ketika spotanitas ini menyanyikan Rondo Kempling dan di akhiri dengan lagu Kemesraan. Cidraning Asmara Jati dari angkatan 2017 kemudian Geplak-Geplak, koreografer Reki Kristianto yang disusul dengan Ngen Cot dari ISI Yogyakarta, koreografer Fitriana Indriasari merupakan tarian yang basiknya dari tari Klasik Gaya Yogyakarta. Ada yang asik ditonton ketika Idup Bujang ditampilkan dari para Mahasiswa Pasca Sarjana, Koreografer Muharam Bunga Mayong SPd, geraknya penuh energi dan cenderung gerak silat gaya Sumatra, selain itu busananya juga sangat menarik khas Sumatra dan dilanjutkan dari angkatan 2015 dengan Kumbaragaryo. Acara ditutup dengan penampilan massal dari angkatan 2018 dengan “The Legend of Tetuko” yang sangat cocok sekali sebagai closing dalam acara Setaun Menari #2 ini di Pendopo Tedjakusumo FBS Universitas Negeri Yogyakarta. Penampilan yang kompak dan enak ditonton diperlihatkan semua disini. Mulai dari kastum dan geraknya sangat serasi dan layak mendapat apresiasi dari semua pihak. Selama pertunjukan memang terasa sekali spirit para penonton yang sebagian besar mahasiswa ini meledak-ledak, hal ini terlihat ketika setiap penampil, mereka sepertinya memposisikan sebagai para fans atau suporternya dengan yel-yel atau teriakan-teriakan ala anak muda sekarang ini. Semoga kedepannya acara Seta’un Menari #2 ini bisa berlanjut dengan format yang lebih menarik dan inovatif, sehingga bisa menampilkan Setaun Menari sesi 3,4,5 dan selanjutnya tanpa putus, ujar Dian Ayu Kumalaningtyas selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Pendididkan Seni Tari 2018 UNY. (Soebijanto/reog biyan)