HIMASETA sajikan Pentas yang Harmonis dan Mempesona di Malam Purnama

Tari-FBS. Malam minggu menjadi alasan wajar jika lingkungan kampus sepi, namun terlihat ada yang spesial ketika di malam minggu justru di sekitar stage tari tedjokusuma sangat ramai. Alasannya adalah mereka ingin melihat Pentas Akhir Kepengurusan Himpunan Mahasiswa Seni Tari FBS UNY. Penonton berbondong-bondong datang dan mengantri memasuki stage tari. Beberapa di antaranya mengerumuni angkringan yang memang disediakan gratis oleh panitia.

Alunan musik gamelan kontemporer dari Bemporeran mengiringi masuknya ketua jurusan, dosen dan tamu undangan sebagai tanda dimulainya acara. Semua penonton dan tamu undangan pun kemudian disambut dengan peragaan busana dan tari sekapur sirih. Usai tari penyambutan, ketua panitia dan ketua Himpunan Mahasiswa Seni Tari pun memberikan pidato mereka. Keduanya menyampaikan bahwa pentas tersebut merupakan wujud usaha dan kerja keras Himaseta selama satu tahun kepengurusan. Mereka berharap di kepengurusan ke depan jurusan Seni Tari pada umumnya dan Himaseta pada khususnya mejadi lebih baik lagi. Harapan ini juga diamini oleh Ketua Jurusan Seni Tari Dr. Wien Pudji Priyanto D P, M.Pd., ia sangat berterima kasih kepada Himaseta dan seluruh keluarga seni tari baik dosen maupun mahasiswa. Ketua Jurusan pun kemudian membuka acara Pentas Akhir Kepengurusan yang diwarnai dengan suara kembang api tanda dibukanya acara.

Suasana semakin meriah ketika grup PST dance tampil energik dan memukau. PST dance merupakan pemenang dari Dance Competition yang diadakan oleh HIMASETA pada Minggu, 23 November 2015 lalu. Di malam itu juga mereka mendapat piala Gubernur DIY yang diberikan langsung oleh Dekan FBS UNY.

Mengusung konsep harmonisasi jurusan seni tari, Ifana Nilam Arimbi selaku ketua panitia mengajak seluruh mahasiswa dan dosen jurusan seni tari ikut serta dalam memeriahkan acara. Hal ini terbukti dengan beberapa penampilan tari dari mahasiswa-mahasiswa angkatan 2013/2014. Tari yang mereka tampilkan adalah tari gambyong, tari zapin, tari jejer dan tari bali. Hal lain yang menarik penonton adalah penampilan dari dosen pendidikan seni tari, Drs. Kuswarsantyo, M. Hum yang menampilkan tarian kelana  raja. Harmonisasi semakin terlihat jelas dengan penampilan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Adalah Drs. Supriyadi Hasto Nugroho, M.Sn dan Sanggar Cendana Seta berkolaborasi menampilkan tari Minak Jinggo. Pak Hasto beliau ia dipanggil, berharap selanjutnya semakin banyak lagi kolaborasi tari antara dosen dan mahasiswa. Tak ingin melewatkan suasana yang begitu harmonis, Pak Wien mengajak dosen dan mahasiswa untuk menyanyikan lagu kemesraan.

Dipuncak acara yang mengusung tema “Pesona Purnama” ini, penampilan sendratari Ramayana dari mahasiswa baru pendidikan seni tari 2015 mampu membuat penonton terpesona dengan tarian-tarian dibawah dekorasi cahaya bulan purnama. Pada malam ketika bulan memang sedang cantik-cantiknya itu, kisah cinta tentang rama dan shinta yang menjadi inti dari sendratari menambah suasana tak hanya harmonis namun juga romantis. (Nasibah)