Uji Koreografi 3 Tampilkan Puluhan Ragam Koreografi
Primary tabs
Iklim sebuah kreatifitas harus terus berkembang mengikuti arus perubahan jaman tapi tidak terjadi plagiat dalam menciptakan karya yang menjadi produk yang inovatip bagi para mahasiswa. Semua ini terlihat dalam Ujian Koreografer 3 yang merupakan sebuah ujian salah satu mata kuliah Koreografi 3 yang bersamaan dengan ujian Managemen Seni Pertunjukan dimana para mahasiswa untuk menjadi pengelola ujian Koreografer 3 sehingga terjadi kesinergian antara kedua mata kuliah ini dan berguna untuk memperoleh bekal pengalaman menangani sebuah pertunjukan tari.Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta di Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta pada tanggal 20, 21 dan 22 Januari 2019, tepatnya pada pukul 19.30 sampai selesai. Total garapan karya tari yang ditampilkan sebanyak 39 karya, dengan pembagian 13 karya per harinya.Ujian Koreografi 3 ini pada tahun ini mengangkat tema “Harmonisasi Warisan Nusantara” yang mempunyai makna, bagaimana cara menghargai keragaman Budaya Nusantara yang diwariskan ke generasi saat ini untuk dapat dilestarikan, dijunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung didalamnya serta diinovasi ke sebuah karya dengan cara harmoni.Berangkat dari inilah para mahasiswa diharapkan mampu menciptakan karya inovasi seni koreografi secara harmoni atau berimbang dalam memadukan warisan budaya masa lampau ke karya seni koreografi inovatip yang enak dinikmati oleh para penontonnya.
Ujian Koreografi 3 tahun ini mampu menghasilkan 39 karya tari yang tentu saja implikasinya kedepan dengan lahirnya karya-karya inovatip ini mampu berkontribusi terhadap peningkatan perolehan HKI Prodi Pendidikan Tari dan sekaligus meningkatan rating lembaga, ujar Dr. Kuswarsantya. M.Hum (Kajur Pendidikan Seni Tari FBS UNY).Selain itu munculnya inovasi dari karya tari ini, diharapkan bisa menjadi bagian dari kajian estetika khususnya masalah penciptaan, baik secara tesktual maupun kontekstual dan yang lebih penting lagi adalah menambah khasanah perbendaraan karya tari untuk apreasiasai masyarakat di Yogyakarta.Sebuah karya tari akan tercipta secara indah apabila para penciptanya mampu mengkombinasikan unsur secara berimbang dan harmoni tanpa harus menghilangkan nilai-nilai yang terkandung didalam keragaman warna kebudayaan yang kita miliki.
“Hangrekuh budaya lam melu handarbeni” yang artinya kita harus mempunyai sikap ikut menjaga dan merasa memiliki warisan budaya nasional dan harus tetap dihargai dan dipertahankan di bumi Nusantara ini.Dosen yang menguji ada 4 yang terbagi dalam 2 mata kuliah, pertama Dosen Penguji Ujian Koreografer 3 yaitu Dra. Ni Nyoman Seriati. M.Hum, Dra. Endang Sutiyati. M.Hum, dan Dra. Trie Wahyuni. M.Pd dan kedua Dosen Managemen Seni Pertunjukan yaitu Drs. Wien Pudji Priyanto Djuli Pitoyo. M.Pd.Yang dinilai dalam Managemen Seni Pertunjukan ada dua yaitu ada teori dan praktek yang secara keseluruhan mulai dari kekompakan kerja tim, menyiapkan planning organisation controlling and actual, sedangkan dalam Ujian Koreografer 3 yaitu mulai dari tema garapan yang disajikan, kreatifitas yang dihubungkan dengan gerak, pola lantai, busana dan irama serta keharmonisan secara keseluruhan (dari segi pertunjukan). Selain itu juga ada penilaian presentasi di kelas.Untuk tema dan materi, para mahasiswa yang menentukan sendiri, sebagai bagian dari kreatifitas para mahasiswa untuk menuangkan ide/gagasan tentang kerangka konseptual dan metode penciptaannya pada garapan karyanya., sedangkan para Dosen hanya memberi arahan saja.alaupun hanya ujian kelas, tapi ternyata antusias penonton sangat besar, semua ini terlihat dari kursi duduk yang ada di Societet Militair Taman Budaya Yogyakarta semua terisi penonton. Selain sebagai penonton mereka ternyata juga sebagai suporter para koreografer yang tampil malam ini, ini sebagai dukungan sesama mahasiswa, karena mereka yang kuliah disini, semua pasti akan mengalami ini semua.
Sebuah kepuasan kreatifitas, dengan harapan setelah lulus nantinya dari Universitas Negeri Yogyakarta dan pulang kedaerah, mereka diharapkan berkarya terus dan terus secara inovatip dan kreatif dan menjadi inspirator didaerah mereka tinggal dengan mengangkat seni budaya daerahnya, ujar Drs. Wien Pudji Priyanto Djuli Pitoyo. M.Pd. (Soebijanto/reog biyan)